BANDUNG, CMIHOSPITAL.COM - Pasien diabetes tipe 1 tetap dapat menjalani hidup sehat walaupun sangat bergantung pada terapi insulin seumur hidup, terapi diabetes tersebut dibutuhkan pasien karena tubuhnya tidak mampu memproduksi hormon insulin yang cukup akibat adanya kerusakan pada sel penghasil insulin di pankreas (sel beta pankreas).
Untuk melepas ketergantungan terapi insulin sepanjang hidupnya, pasien diabetes tipe 1 dapat menjalani pengobatan diabetes berupa cangkok atau transplantasi pankreas yang sebenarnya memiliki resiko tinggi bagi pasien, namun meskipun begitu transplantasi pankreas sudah dilakukan lebih dari 50 tahun dan masih dilakukan hingga saat ini.
Penyebab Diabetes Melitus Tipe 1
Normalnya, setelah makan, pankreas akan menghasilkan dan melepaskan hormon insulin ke dalam aliran darah untuk mengubah gula dalam darah (glukosa) menjadi energi. Hormon insulin juga membantu reseptor insulin yaitu jaringan otot, jaringan lemak, dan organ hati untuk mengambil kelebihan glukosa dan menyimpannya sebagai cadangan energi.
Pada diabetes tipe 1, kondisi autoimun dapat menyebabkan kerusakan pada sel beta pankreas sehingga tidak dapat memproduksi insulin secara optimal. Ketika semua sel beta pankreas rusak maka hormon insulin akan sama sekali tidak dapat diproduksi sehingga penumpukan glukosa dalam darah dapat terjadi yang akhirnya dapat menyebabkan pasien diabetes mengalami hiperglikemia.
Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 1 dengan Transplantasi Pankreas
Pengobatan diabetes dengan transplantasi pankreas merupakan salah satu solusi bagi pasien diabetes melitus tipe 1 supaya tubuhnya dapat kembali memproduksi insulin dan mengendalikan kadar glukosa dalam darah. Transplantasi pankreas pertama kali dilakukan di Universitas Minnesota pada tahun 1966 dan kini sudah lebih dari 23.000 pasien telah melakukan pengobatan diabetes ini.
Pada prosedurnya, pankreas yang rusak tidak akan diangkat dari tubuh pasien atau penerima donor. Dokter akan meletakkan pankreas baru di kanan bawah rongga perut, menyambungkan pembuluh darah dari pankreas baru dengan pembuluh darah penerima, dan menyambungkan usus dua belas jari donor dengan usus penerima donor. Sayangnya, prosedur ini memiliki risiko seperti efek samping operasi berupa infeksi, perdarahan, komplikasi perkemihan, kegagalan transplantasi, peningkatan kadar gula darah, dan pembekuan darah; penolakan organ baru (reaksi rejeksi) seperti nyeri perut, demam, bengkak, mual dan muntah, penurunan jumlah urine; serta efek samping antirejeksi.
Klinik Utama CMI memiliki keunggulan pada perawatan penyakit Kanker, Jantung, Ginjal, dan Diabetes. Kami mengadopsi metode pengobatan komplementer kedokteran klasik berbasis terapi formula Ibnu Sina yang terintegrasi dengan metode konvensional kedokteran modern, sehingga tingkat kenyamanan pasien lebih tinggi, minim efek samping dan tanpa tindakan invasif.
Kanal Youtube :